SUMBER DAYA AIR TAWAR PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
MANUSIA
KELOMPOK 12 KELAS R01
1. WINDI
CIKA PUTRI (H54130077)
2. IRFAN
RAHMAN PUTRA (H54130086)
3. SARAH
SYAFIKA (H54130087)
4. LATHIFAH
MA (H54130091)
5. MUHAMMAD
NUR FAIZ (H54130095)
6. NUFITA
NADIA (H54130097)
TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
LATAR BELAKANG MASALAH
Sumber
daya air tawar sangat di butuhkan bagi kehidupan makhluk hidup. Air membantu aktivitas
kehidupan bagi semua makhluk hidup terutama manusia. Manusia dapat bertahan
hidup berminggu-minggu dengan hanya mengonsumsi makanan tapi akan mati kurang
dari satu minggu jika hidup tanpa air. Tidak hanya manusia saja yang membutuhkan
air tetapi tumbuhan, hewan maupun tanah
itu sangat membutuhkan air dalam kehidupannya. Misalnya tumbuhan memerlukan air
untuk tetap tumbuh, seperti halnya manusia, hewan pun memerlukan air untuk
tetap tumbuh. Seperti halnya manusia, hewan pun memerlukan air untuk meneruskan
hidupnya dan untuk melakukan aktivitasnya, tanah pun seperti itu memerlukan air
untuk membantu proses penyuburannya dan menjaga kelestariannya.
Air
di bumi terdiri dari 97 % air asin hanya 3 % berupa air tawar yang lebih dari
dua pertiga bagiannya terdapat dalam bentuk es di es kutub dan gletser. Air
tawar yang mudah ditemukan berada di
dalam tanah berupa air tanah dan hanya sedikit yang berada di atas permukaan
tanah dan udara.
Air tawar adalah sumber daya
terbarukan tetapi suplai air bersih terus berkurang, dikarenakan masih banyak orang yang tidak
terlalu memedulikan pentingnya menjaga kelestarian sumber air tawar salah satu
buktinya adalah maraknya penebangan liar di bukit-bukit padahal bukit yang
dipenuhi pepohonan adalah tempat penyimpanan cadangan air tawar ketika telah
menyimpan banyak air tawar yang berasal dari hujan maka akan muncul mata air
bersih yang bahkan dapat langsung diminum. Belum lagi masalah pencemaran air
yang dilakukan masyarakat dan pabrik.
Masyarakat saat ini sering membuang sampah di sungai yang membuat air tawar
bersih semakin sulit didapatkan. Pabrik-pabrik besar membuang limbah ke sungai
dan gas karbon monoksida ke udara sehingga terjadi hujan asam yang dapat
mencemari mata air tawar.
Seiring peningkatan jumlah penduduk
yang semakin pesat maka kebutuhan akan air juga semakin meningkat sehingga
terjadi kekurangan suplai air bersih. Makalah ini dibuat untuk mencoba mencari
cara terbaik mengelola sumber daya air
PERMASALAHAN YANG DIBAHAS
1. Apa
itu sumber daya air tawar ?
2. Mengapa
sumber daya air tawar penting bagi kehidupan manusia ?
3. Masalah
apa yang mengancam ketersediaan sumber daya air tawar ?
4. Usaha
apa yang telah dilakukan manusia untuk mengelola sumber daya air tawar ?
5. Salah
satu cara terbaik untuk mengolah sumber daya air tawar ?
TINJAUAN PUSTAKA
Pengelolaan
Sumber Daya Air Terpadu adalah proses yang mengutamakan koordinasi dalam
pembangunan dan pengelolaan sumber daya air, sumber daya lahan dan sumber daya
terkait lainnya dam rangka memaksimalkan kesejahteraan ekonomis dan sosial
tanpa mengorbankan kelestarian/ ke berlanjutan ekosistem yang vital. Sumber daya
air perlu dikelola
secara menyeluruh dan terpadu,
perlu ditinjau dari berbagai
perspektif, teknis, ekonomi,
sosial, lingkungan, hukum. Selain
itu siklus proyek (sidlacom) juga
perlu diperhatikan secara konsisten. PSDAT mensyaratkan
keseimbangan antara
pendayagunaan dan konservasi
agar ke berlanjutan karakter dan fungsi sumber daya air dalam mendukung kehidupan
manusia dan ekosistem tetap
terjaga. (Santoso, S.B. 2002). Tampak
bahwa definisi PSDAT
adalah sejalan dengan definisi
pembangunan berkelanjutan
yaitu setiap upaya
perubahan saat ini tidak
boleh mengorbankan/merusak ekosistem yang
dapat mengorbankan kepentingan generasi
yang akan datang.
Manusia tidak boleh
egois hanya memikirkan kebutuhannya sendiri saat kini
semata, namun juga harus
mempertahankan ekosistem yang ada
di bumi, sehingga
tidak mengorbankan kualitas
generasi mendatang untuk
memenuhi kebutuhannya. (Santoso, S.B.
2002).
Keterpaduan
Sistem Alam dan Sistem Pendayagunaan
Sistem
alam sebagai penyediaan air mempunyai 2 parameter penting yaitu availability (kuantitas) dan usability (kualitas). Kedua parameter
ini saling menentukan satu sama lain. Meskipun secara kuantitas tersedia air
dalam jumlah yang cukup namun jika kualitasnya jelek sehingga tidak dapat
digunakan maka ketersediaannya menjadi tidak ada artinya. Sistem alam tidak
hanya sebagai penyedia air bagi manusia saja namun juga penyediaan air bagi
kehidupan aquatic dan kehidupan terrestrial yang ada di bumi. Sedangkan
sistem pendayagunaan menyangkut kehidupan manusia sebagai pengguna air
mempunyai tuntutan yang semakin tinggi baik dari segi kuantitas maupun
kualitas. Selain sebagai pengguna air ternyata manusia juga sebagai penghasil
limbah dan polutan yang mengotori air. Keharusan keterpaduan sistem alam
terutama disebabkan oleh adanya siklus hidrologi dengan segala pengaruhnya.
Prinsip-prinsip hidrologi dan interaksinya jika diabaikan dapat membawa akibat
buruk bagi pengelolaan sumber daya air dan kehidupan pada umumnya. (Santoso,
S.B. 2002) :
1. Sumber
Daya Lahan dan Sumber Daya Air Mengingat perjalanan sebagian terbesar air
mengikuti siklus hidrologi adalah melalui ruang-ruang di udara dan lahan, maka
rencana peruntukan lahan dan perubahan jenis penutup lahan (land cover) sangat mempengaruhi
distribusi fisik dan kualitas air. Kerugian akibat bencana banjir adalah salah
satu contoh akibat tidak adanya keterpaduan yang baik antara pengelolaan sumber
daya lahan dan sumber daya air. Begitu juga bencana tanah longsor, erosi dan
sedimentasi, rusaknya ekosistem dan water
induced disaster lainnya banyak ditentukan oleh tidak terpadunya
pengelolaan sumber daya lahan dan sumber daya air.
2. Air
permukaan dan air tanah Ketika air hujan jatuh di permukaan tanah sebagian akan
meresap ke dalam tanah mengisi tampungan air tanah. Dalam siklus hidrologi, air
permukaan dan air tanah merupakan satu kesatuan. Mengingat kenyataan bahwa
banyak anggota masyarakat yang menggantungkan kebutuhan airnya pada
ketersediaan air tanah, keduanya perlu dikelola sehingga berlaku pola pemakaian
kombinasi (conjuctive use). Selain
itu pola pengelolaannya perlu dijaga agar bahan pencemar tidak masuk ke dalam
sistem air tanah. Jika hal itu terjadi akan menimbulkan kerugian yang sangat
besar, mengingat teknologi untuk membersihkan air tanah yang tercemar sangat
mahal dan memerlukan waktu lama.
3. Kuantitas
dan kualitas air Keterpaduan pengelolaan kuantitas dan kualitas air sangat
penting khususnya bagi daerah perkotaan. Ciri utama pemakaian air untuk
domestik adalah kembalinya air terpakai dalam kualitas yang lebih jelek. Kini
di negara-negara maju prinsip drainase kota telah banyak dikoreksi yaitu tidak
lagi sekedar mengalirkan air ke hilir dan dalam kualitas yang lebih jelek.
Namun dikelola sedemikian hingga air yang mengalir ke hilir tidak menurun
kualitasnya dengan melakukan pengolahan air limbah. Air limbah yang telah
diolah baru dialirkan ke saluran kota, sehingga saluran dan sungai tidak
tercemar yang dapat menimbulkan masalah kesehatan lingkungan. Demikian pula
kuantitasnya tidak boleh bertambah besar membebani saluran di bagian hilir
sehingga mudah meluap dengan membuat kolam-kolam redaman baik berupa retention maupun detention pond,
ruang-ruang terbuka hijau sebagai kompensasi dari tertutupnya lahan perkotaan
oleh pengerasan jalan dan atap-atap bangunan. Sehingga pembangunan perkotaan
tidak mengakibatkan banjir bagi daerah hilirnya.
4. Daerah
hulu dan daerah hilir Karena arah aliran air selalu dari energi tinggi ke
energi rendah, daerah hilir akan menerima akibat dari kejadian hulu. Pemakaian
air di hulu akan mengurangi ketersediaan air di hilir. Oleh karena itu perlu
upaya pengaturan dengan syarat-syarat yang jelas bagaimana pembangunan di hulu
dan di hilir harus dilaksanakan. Alokasi penggunaan air misalnya harus
mempertimbangkan perkembangan kebutuhan air di hulu dan di hilir secara
bersama-sama. Sekarang aturan-aturan untuk itu belum jelas benar, baik yang
tinggal di hulu maupun yang tinggal di hilir seolah-olah semua boleh berbuat
apa saja. Secara pelan tapi pasti konflik kepentingan daerah hulu dan daerah
hilir akan segera bermunculan khususnya dalam hal alokasi air.
5. Blue water
dan green water Air hujan yang telah
menyentuh permukaan bumi dapat dibedakan secara konseptual menjadi green water dan blue water. Green water adalah air yang digunakan untuk produksi
biomass dan hilang oleh penguapan. Blue
water adalah air yang mengalir di sungai dan akifer. Pembedaan ini perlu
mengingat ada 2 ekosistem yang menggunakan air yang berbeda yaitu ekosistem
terrestrial (tetumbuhan) dan ekosistem akuatik (binatang air). Ekosistem
terrestrial menggantungkan kehidupannya pada green water, sedangkan ekosistem akuatik (binatang air)
menggantungkan kehidupannya kepada blue
water. Sampai saat ini kebanyakan perhatian kita masih terbatas pada blue water. Padahal jumlah total blue water hanya separuh dari green water. Pengelolaan terpadu green water dan blue water berpotensi
menumbuhkan efisiensi melalui penghematan air dan perlindungan ekosistem yang
vital.
6. Air
tawar dan air asin ( daerah pantai) Ini adalah kondisi khusus dari pengelolaan
terpadu daerah hulu dan daerah hilir. Daerah pantai sekarang banyak
dikembangkan dan oleh karenanya pengelolaan sumber daya air di daerah ini mulai
mendapat perhatian lebih besar. Sistem air tawar merupakan faktor penentu bagi
kondisi daerah pantai sehingga perlu mendapat perhatian secara khusus dalam
pengelolaan sumber daya air. Air sungai hendaknya jangan digunakan secara
sembarangan sampai habis sehingga muara sungai menjadi kering tak tersedia air
khususnya di musim kemarau. Hal ini akan menimbulkan pengaruh sangat buruk bagi
daerah pantai, apalagi jika air tanah juga diambil secara berlebihan dalam
waktu yang lama. Dapat terjadi intrusi air laut yang berdampak sangat merugikan
bagi pengembangan daerah pantai. Daerah pantai memiliki banyak potensi ekonomis
yang menjanjikan untuk dikembangkan menjadi daerah perdagangan barang dan jasa.
Pelaksanaan
Keterpaduan
Keterpaduan
adalah menggabungkan 4 dimensi sumber daya air sehingga menjadi sebuah kubus
pengelolaan (3 dimensi) yang bergerak terhadap waktu (dimensi ke 4) yaitu
dimensi :
a. Sumber
daya air (water resources), seluruh
air yang ada di dalam siklus hidrologi : fossil,
blue, green, brackist dan saline
water.
b. Pengguna
(water users), seluruh sektor dan stakeholder terkait.
c. Ruang
(spatial scale of water), seluruh
ruang keberadaan pengguna dan sumber daya air yaitu individu, group, watershed, catchment (river basin).
d. Waktu
(temporal scale of water), seluruh
variasi waktu ketersediaan dan kebutuhan air. Keterpaduan dilaksanakan di
seluruh ruang keberadaan pengguna air dan sumber daya air yaitu dari yang
terkecil (individu) sampai yang terbesar (river
basin) dengan memperhatikan variasi waktu ketersediaan dan kebutuhan air.
(Santoso S.B. 2002).
Tujuan
dari keterpaduan adalah memperoleh manfaat maksimal tanpa mengorbankan
kepentingan generasi mendatang. Mengingat pengelolaan air menyangkut
keterkaitan dengan banyak sektor kehidupan dan stakeholders maka diperlukan koordinasi yang terus menerus di semua
tingkat pengelolaan terhadap semua kemungkinan pilihan-pilihan yang ada. Untuk
itu perlu dibentuk badan/lembaga yang memfasilitasi koordinasi untuk
pengambilan keputusan tersebut sehingga diperoleh hasil yang optimal. Tampak
dari uraian di atas bahwa PSDAT adalah sebuah konsep besar yang perlu
diwujudkan secara bertahap, PSDAT adalah sebuah proses panjang yang harus
dimulai dari langkah-langkah kecil yang tepat.
PSDAT
perlu dilaksanakan mengingat ( Santoso, S.B. 2002) :
· Jumlah
air tawar adalah terbatas
· Air
tawar yang terbatas semakin tercemar oleh polutan sehingga tidak memenuhi
syarat untuk konsumsi kebutuhan manusia dan tidak mendukung ke berlanjutan
ekosistem.
· Jumlah
air tawar yang terbatas perlu dibagi untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang
terus meningkat.
· Jumlah
penduduk yang tidak memiliki akses air bersih semakin meningkat.
· Bangunan-bangunan
air yang dibuat ternyata mempunyai pengaruh negatif terhadap ekosistem/lingkungan.
· Ada
keterkaitan yang sangat erat antara aspek-aspek dalam sistem alam. Pengaturan
salah satu akan mempengaruhi yang lain.
Penerapan
PSDAT Terhadap Lingkungan dan Tata Ruang
PSDAT
dan lingkungan terkait dengan sifat air yang mempunyai sifat mengalir dan juga
mempunyai kemampuan mengerosi, mengangkut, mengendapkan, merembes dan
melarutkan bahan-bahan yang dapat merugikan lingkungan. Karena sifatnya yang
mengalir ini, air datang dan pergi dengan pola tertentu. Air datang dan pergi
digerakkan oleh energi alam maha besar mengikuti siklus hidrologi.
Kedatangannya dalam jumlah besar dapat menimbulkan banjir, kepergiannya untuk
waktu yang lama dapat mengakibatkan kekeringan. Air juga mempunyai kemampuan
mengerosi, mengangkut dan mengendapkan bahan-bahan yang dapat menimbulkan
kerusakan bagi daerah yang tererosi (misalnya gerusan tebing sungai, jalan)
ataupun daerah yang mengalami pengendapan (saluran, waduk). Begitu pula
kemampuan merembes dapat mengakibatkan piping maupun longsoran tebing. Kemampuan
melarutkan bahan-bahan terlarut dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
(Santoso S.B. 2002).
Jika
sifat dan kemampuan air ini tidak dipahami secara benar justru manusia akan
terjebak dalam kegiatan yang dapat mencelakai dirinya sendiri. Misalnya dengan
berkegiatan di daerah rawan banjir, rawan longsor, membuang polutan sembarangan
yang akhirnya menuai masalah banjir, tanah longsor dan kerugian besar lainnya.
Perkembangan pengendalian banjir pun menunjukkan ke arah pemahaman ini. Dulu
dalam pengendalian banjir manusia cenderung menyalahkan air sebagai penyebabnya
sehingga harus dijauhkan dari manusia dengan membuat bangunan-bangunan teknis
yang mahal. Namun bangunan-bangunan teknis ini pun ternyata memiliki banyak
keterbatasan. Sekarang seiring dengan pemahaman baru di atas, manusia cenderung
menyadari bahwa dalam hal pengendalian banjir adalah lebih efektif jika ia
menyesuaikan diri atau menjauh dari daerah rawan banjir. (Santoso S.B. 2002).
Sedangkan
PSDAT dan Tata Ruang terkait dengan sifat air yang pada waktu tertentu
memerlukan/mengambil ruang tertentu. Dalam perencanaan tata ruang, masukan dari
aspek sumber daya air sangat menentukan bagus tidaknya rencana tersebut.
Masukan penting dari aspek sumber daya air dapat disampaikan sebagai berikut :
1. Perencanaan
tata ruang harus memperhatikan topografi alam setempat.
2. Perencanaan
tata ruang harus memperhitungkan besaran debit air yang akan lewat. Debit ini
terdiri atas debit yang berasal dari hujan di daerah rencana tersebut.
3. Setiap
saluran (baik alam maupun buatan) harus disediakan ruang /jalan inspeksi yang
cukup untuk pemeliharaan.
4. Arah
aliran air harus di rencana dari daerah yang airnya relatif bersih (misalnya
daerah pemukiman) ke daerah yang airnya relatif kotor (misalnya daerah
perdagangan/komersial).
5. Selain
saluran (alam dan buatan) perlu juga disediakan ruang yang cukup untuk badan
air dan ruang terbuka hijau (kolam-kolam dan taman) dan disusun menjadi satu
kesatuan lanskap daerah yang tertata rapi.
6. Setiap
pemberian izin pembangunan baru harus sudah memperhitungkan perubahan debit dan
dimensi salurannya sampai ke daerah paling hilir.
7. Perencanaan
tata ruang perlu memperhatikan peraturan dan perundangan tentang pengaturan
daerah sempadan (permanen) dan kawasan lindung (keppres) yang telah ada.
Pengelolaan
Sumber Daya Air Terpadu (PSDAT-JWRM Integrated
Water Resources Management) adalah konsep terhadap cara pengelolaan
sebelumnya. PSDAT sebenarnya sebuah konsep lama yang memperoleh semangat baru
karena munculnya kesadaran bahwa pengelolaan sumber daya air selama ini telah
keliru yaitu penanganannya secara sektoral, sehingga perlu adanya Water
Resources Policy Reform. (Santoso S.B. 2002).
Pengalaman
dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) di beberapa negara
Cukup banyak pengalaman dalam pengelolaan DAS
di beberapa negara termasuk Indonesia misalnya pada Perum jasa Tirta I dan Jasa
Tirta II (Hollaender. R 2000) dan di antaranya adalah :
a.
Jerman Sejarah pengalaman SDA didasari atas kebersamaan negara Jerman dan
negara tetangga pada tahun 1950 dalam upaya perlindungan atas pencemaran air
sungai Rhine, yang selanjutnya berkembang menjadi pengelolaan SDA sebagai dasar
pembangunan wilayah antar negara yang meliputi kawasan DAS per penduduk lebih
dari 50 juta manusia, kemudian perkembangan paradigma dengan pendekatan
pengelolaan penyediaan (supply)
manajemen, ke depan menjadi pengelolaan SDA terpadu dengan pemberian insentif
kepada pemanfaat air dalam sistem permintaan (demand) manajemen. (Scheiner B and Koppen B. 2000).
b.
Afrika Selatan Sebagaimana disampaikan oleh Scheiner. B & Koppen. B (2000),
telah sejak lama Afrika Selatan membagi negaranya dalam kawasan pengelolaan DAS
yang terorganisasi di bawah Departemen Keairan dan Kehutanan dengan mekanisme
pembiayaan yang bersumber pajak dan jasa air dari masyarakat pemanfaat dan stakeholders yang berdasarkan
kesepakatan dan konsultasi publik, selain investasi dari pemerintah.
c.
Australia Mac. Donald D.H dan Young M. (2000), menyatakan bahwa pengelolaan SDA
yang terbentuk dalam tahun 1985, menganut pedoman dari Council of Australian Government antara lain penerapan harga air
yang didasarkan dari pengembalian nilai investasi dan subsidi silang dari
masyarakat pemakai air dan stakeholders,
melalui konsultasi publik. Selanjutnya konsultasi pengelolaan SDA didasarkan
pada pengelolaan DAS.
d.
China Pengalaman dari China dalam penerapan kebijakan air (Wang J. O H., J
2000). Secara umum penggunaan air yang perlu dikenakan pajak/biaya pelayanan
dibagi dalam 3 (tiga) kelompok kegiatan yaitu untuk keperluan industri dan atau
kegiatan sejenisnya ; domestik (air bersih untuk fasilitas umum dan sosial) ;
irigasi (pertanian dan perikanan). Kendala yang dihadapi di dalam penerapan
pajak air adalah dalam menentukan; ukuran besaran atau volume penggunaan air;
harga per satuan volume air; dan pengumpul/penarik pajak/biaya air, karena
setiap jenis kegiatan di atas mempunyai karakteristik yang berbeda sehingga
perlakuan dalam menentukan besaran harga satuan penggunaan airnya pun tidak
dapat disamakan serta penanggung jawab sektor masing-masing kegiatannya pun
berbeda dan belum adanya regulasi yang menetapkan instansi/dinas/badan atau
lembaga yang ditunjuk dan berwenang untuk menyelenggarakannya.
Sebagai
gambaran pendekatan dalam menentukan besaran volume dan harga satuan dasar atas
pajak air untuk keperluan irigasi diambilkan contoh pengalaman yang diterapkan
Satuan Wilayah Sungai Fuyang, dalam menentukan besaran volume pemakaian air untuk
keperluan irigasi ditetapkan berdasarkan luas areal tanam dalam setiap musim
tanam, dan untuk harga satuan dasar pajak tertinggi adalah penggunaan air untuk
keperluan industri sedangkan untuk keperluan domestik dan irigasi (pertanian)
masing-masing sebesar 35% dan 19% dari pajak air untuk keperluan industri,
adapun penarikan/pemungutan pajak dilakukan oleh kepala desa setempat atau
petugas yang ditunjuk/ditetapkan oleh Badan Otorita Pengelola Irigasi Distrik
Fuyang.
PEMBAHASAN MASALAH
Apa itu sumber daya air tawar ?
Sumber
daya air tawar adalah sumber daya berupa air yang berguna dan potensial bagi
manusia.
Mengapa sumber daya air tawar
penting bagi kehidupan manusia ?
Air
adalah unsur paling penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Sebagian
orang percaya dengan mengonsumsi air yang berlebih akan membuat tubuh menjadi
sehat tetapi bisa juga dengan mengonsumsi air berlebihan akan mengakibatkan
ketergantungan. Air juga dapat diartikan bagian dari kehidupan yang memiliki
banyak pengaruh positif dan negatif. Pengaruh positif air yaitu salah satunya
untuk kehidupan dan pengaruh negatif air salah satunya adalah dapat menyebabkan
banjir jika manusia tidak bisa menjaga kelestarian hutan atau bisa juga tidak
ada daerah resapan air hujan sehingga dapat menyebabkan banjir. Air juga
memiliki manfaat, manfaat air antara lain :
a. Untuk
memproduksi makanan maupun minuman.
b. Untuk
konservasi lingkungan.
c. Untuk
pengembangan industri.
d. Untuk
produksi kesehatan.
Masalah apa yang mengancam
ketersediaan sumber daya air tawar ?
Masalah
utama yang mengancam sumber daya air tawar yaitu pencemaran air.
Pencemaran
air adalah masuknya atau di masukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau
komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukkanya.
Pencemaran
air dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu: sumber langsung dan sumber
tidak langsung. Sumber – sumber langsung adalah buangan yang berasal dari
sumber pencemarnya yaitu limbah hasil pabrik atau suatu kegiatan dan limbah
domestik berupa buangan tinja dan buangan air bekas cucian,serta sampah.
Pencemaran terjadi karena buangan ini langsung di buang ke dalam badan air, (system) seperti sungai , kanal, parit
atau selokan. Sedangkan Sumber – sumber tidak langsung adalah kontaminan yang masuk
melalui air tanah akibat adanya pencemaran pada air permukaan baik dari limbah
industri maupun dari limbah domestik.
Sumber
limbah cair
Limbah
cair domestik terdiri dari air limbah yang berasal dari perumahan dan pusat
perdagangan maupun perkantoran, hotel, rumah sakit, tempat” umum, lalu lintas,
dll. BOD5 (biological oxyangen demand)
Limbah
Cair Industri adalah limbah yang berasal dari industri. Sifat-sifat air limbah
industri relative bervariasi tergantung dari bahan baku yang di gunakan,
pemakaian air dalam proses, dan bahan aditif yang digunakan selama proses
produksi.
Limbah
Cair Pertanian berasal dari buangan air irigasi yang disalurkan kembali ke
saluran drainase atau meresap ke dalam tanah. Limbah ini akan memengaruhi
tingkat kekeruhan BOD5, COD , pH . tetapi juga kadar unsur N, P, dan pestisida,
insektisida
Limbah
Pertambangan berasal dari buangan pemrosesan yang terjadi di area pertambangan
misalnya tambang emas. Limbah ini akan mempengaruhi tingkat kekeruhan BOD5,COD,
pH, tetapi juga kadar kimia yang digunakan dalam proses penambangan.
Karakteristik
Limbah Cair
Karakteristik
limbah cair dinyatakan dalam bentuk kualitas limbah cair dan jumlah aliran
limbah cair yang dihasilkan. Kualitas limbah cair diukur terhadap kadar fisik,
kimiawi dan biologis.
Parameter
yang diukur antara lain sebagai berikut:
Parameter
fisik berupa padatan (partikel padat) yang ada dalam air (padatan total,padatan
tersuspensi dan padatan terlarut) ; warna ; bau dan temperature Parameter kimia
selain berupa kadar BOD5, COD, dan TOC yang menggambarkan kadar bahan organik
dalam limbah, juga senyawa yang terkait dengan anomia bebas, nitrogen organik, nitrit,
nitrat, fosfor organik dan fosfor anorganik,sulfat,klorida,belerang,logam berat
(Fe,Al,Mn dan Pb), dan gas (H2O,CO2,O2, dan CH4). Parameter biologis juga
merupakan hal penting karena ada beribu-ribu bakteri per millimeter dalam air
limbah yang belum diolah. Jenis bakteri yang diukur adalah bakteri golongan
Coli.
Di
bawah ini adalah dampak pencemaran air.
Akibat
dari pencemaran air adalah air tidak dapat dimanfaatkan sesuai peruntukkannya,
dan jika dimanfaatkan maka diperlukan pengolahan khusus yang menyebabkan
peningkatan biaya pengoperasian & pemeliharaan sungai. air menjadi penyebab
timbulnya penyakit.
Dampak
pencemaran air terhadap lingkungan
Dampak
pencemaran air terhadap kesehatan manusia. Limbah cair berdampak pada kesehatan
manusia. Pengaruh langsung terhadap kesehatan, umpamanya, tergantung sekali
pada kualitas air yang terkontaminasi dalam hal ini berfungsi sebagai media
penyalur ataupun penyebar penyakit. Peran air sebagai pembawa penyakit menular
bermacam-macam : Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen, Air sebagai
sarang insekta penyebar penyakit, Jumlah air bersih yang tersedia tak cukup,
Air sebagai media untuk hidup vector penyebar penyakit Dampak terhadap fungsi
sungai adalah adanya air limbah yang masuk ke dalam saluran drainase atau
sungai akan mencemari air sungai tersebut. Pencemaran air mengakibatkan air
sungai tidak lagi berfungsi sesuai peruntukkannya.
Dampak
Pencemaran Air Terhadap Air Tanah dan rantai makanan
Rantai
makanan dalam air akan terganggu akibat adanya pencemaran air. Dengan banyaknya
zat pencemaran yang ada di dalam air, menyebabkan menurunnya kadar oksigen di
dalam air tersebut. Beberapa jenis ikan maupun tumbuh-tumbuhan yang ada dalam
air akan mati karena kekurangan oksigen. Demikian pula apabila zat pencemar
tersebut beracun dan berbahaya, maupun terjadinya kenaikan suhu air, beberapa
jenis biota akan mati, sehingga keseimbangan rantai makanan terganggu. Di sisi
lain akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses pembersihan diri secara
alamiah yang seharusnya dapat terjadi menjadi terhambat, atau dengan kata lain
daya pembersih diri sungai sangat kecil.
Usaha apa yang telah dilakukan manusia
untuk mengelola sumber daya air tawar ?
1. Berikut ini adalah strategi pengelolaan air
sebagai berikut :
·
Melindungi
perairan agar terjaga kebersihannya.
·
Mengusahakan
cahaya matahari dapat menembus daerah perairan.
·
Menjaga agar
fauna memangsa dan predator selalu seimbang dengan mempertahankan rantai
makanan.
·
Mempergunakan
sumber daya air seefisien mungkin.
Pada prinsipnya pengelolaan sumber daya air ini
sangat tergantung pada bagaimana kita mempergunakan dan memelihara serta
memperlakukan sumber daya air itu menjadi seoptimal mungkin, tetapi tanpa
merusak ataupun mencemarinya dan juga mempertahankan lingkungan sebaik-baiknya.
Menurut KepMenKes NO.1907/MENKES/SK/VII/2002 bahwa
setiap pengelolaan sumber daya air diwajibkan pengelolaan dan pengawasan sumber
daya air, dengan cara:
Menjamin air yang di produksi memenuhi syarat-syarat
kesehatan, dengan melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap kualitas air
yang diproduksi. Melakukan pengamanan terhadap sumber air baku yang dikelola
dari segala bentuk pencemaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Macam-macam Sumber Air Tawar
·
Mata Air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan
sendirinya ke permukaan tanah . Mata air ini berasal dari tanah dalam. Hampir
tidak terpengaruh oleh musim dan kualitasnya sama dengan keadaan air dalam.
·
Pegunungan
Sumber air yang satu ini sangat penting untuk
manusia karena pegunungan menyediakan air mineral yang berguna bagi manusia dan
sangat penting bagi kesejahteraan umat manusia.
Ada beberapa alasan mengapa manusia harus
memperhatikan pegunungan sebagai sumber air yang sangat banyak di gunakan oleh
manusia, antara lain:
·
Tingkat curah
hujan tinggi.
·
Penyimpangan air
untuk dataran rendah.
·
Mempertahankan
hidup air.
·
Ekosistem yang
jelek.
Salah satu cara terbaik untuk
mengolah sumber daya air tawar ?
Ada
banyak cara mengolah air tawar di antaranya Reverse
Osmosis dan Distilasi.
Menurut
kelompok kami salah satu metode terbaik mengolah air tawar adalah Bank Filtration. Bank Filtration (BF) adalah suatu teknologi pengolahan air yang
terdiri dari ekstraksi air dari sungai atau tempat penampungan khusus oleh
sumur pemompa yang dibuat di bagian alluvial
aquifer. Ketika air melewati lapisan tanah, terjadi proses fisika, kimia,
dan biologi sehingga kualitas air meningkat dibandingkan air permukaan. BF
mampu mengeliminasi hampir semua senyawa organik dan mikroorganisme pathogen
yang terkandung dalam air permukaan. Hal ini meringkas proses pengolahan air
konvensional sampai beberapa tahap sehingga sangat ekonomis. Penggunaan air
permukaan sebagai bahan baku air konsumsi dibatasi oleh beberapa faktor,
seperti fluktuasi jumlah air dan kualitas air berubah tergantung musim dan
keadaan sekitar. Pencemaran air sungai sering terjadi baik oleh limbah
industri, pertanian, dan domestik. Kadang-kadang terjadi shock load limbah akibat terjadinya kecelakaan. Hal ini sering
menjadi masalah bagi pusat pengolahan air minum dalam menentukan konsentrasi
bahan kimia yang diperlukan untuk proses flokulasi dan koagulasi. Air tanah
disinyalir lebih berkualitas dibandingkan air permukaan (sungai, danau, dan
sebagainya). Namun ekstraksi air tanah secara terus menerus dapat merusak
keseimbangan alam, dapat menyebabkan terjadinya intrusi air laut ke dalam air
tanah. Pada perkembangannya, ekstraksi air tanah dibatasi untuk menjaga
keseimbangan alam. Solusinya adalah melakukan pengisian ulang air tanah
(groundwater recharge) melalui metode BF. BF yang memanfaatkan air sungai
disebut dengan RBF (River Bank Filtration),
yang menggunakan air danau disebut LBF (Lake
Bank Filtration) Metode BF telah diuji dan dilaksanakan di Eropa, Afrika,
Amerika Utara, dan Asia . Di Jerman, RBF telah dioperasikan sejak 150 tahun
yang lalu, sementara di Amerika dimulai sejak 50 tahun yang lalu. Metode BF
merupakan metode pengolahan air yang sangat populer di Eropa terutama di
Jerman, Belanda, Prancis, dan Hungaria. Sejak tahun 1870, BF telah dibuktikan
sebagai sumber air yang sustainable
bagi suplai air minum untuk masyarakat di Jerman. Sebelumnya pusat pengolahan
air minum di Jerman menggunakan air sungai sebagai bahan baku, tetapi karena
perkembangan industri waktu itu, sungai menjadi tercemar. Akibatnya, timbul
wabah penyakit akibat bermacam bakteri yang terkandung dalam air minum seperti
epidemi kolera di Hamburg pada tahun 1892/93. Setelah itu, air sungai tidak
lagi digunakan secara langsung sebagai bahan baku untuk air konsumsi melainkan
melewati metode BF.
·
Metode Bank Filtration (BF)
BF
merupakan sistem pengolahan air yang melibatkan metode atenuasi dalam
menghilangkan mikropolutan organik yang sering dijumpai pada air permukaan.
Mikropolutan organik tidak dapat dieliminasi oleh pusat pengolahan limbah
(WWTPs) sehingga terkumpul di dalam sungai. Secara umum proses yang terlibat
dalam BF bekerja dengan mengalirkan air dari sungai melalui lapisan tanah
dengan adanya daya isap pompa dari sumur produksi yang dibuat tak jauh dari
sungai (Gambar 2). Aplikasi BF terutama digunakan sebagai proses pengolahan
awal (pre-treatment process). Proses
ini menurunkan biaya operasional pengolahan air karena meminimalkan penggunaan
energi dan bahan kimia.
Setelah
melewati sumur produksi, air dipompakan ke pusat pengolahan air. Di sini air
diaerasi guna mengendapkan senyawa besi dan sebagainya yang umum terdapat dalam
air tanah. Kemudian air dialirkan ke kolom sorbsi karbon aktif untuk
menghilangkan sisa partikel, senyawa organik dan mikroorganisme yang mungkin
masih terkandung dalam air. Sorbsi dengan karbon aktif atau proses lainnya
mungkin saja diperlukan untuk menghilangkan organik pollutan yang persisten.
·
Kontaminan yang dieliminasi oleh proses
BF
Mikropolutan
yang berasal dari aktivitas manusia baik dari industri, rumah tangga,
pertanian, dan sebagainya, pada umumnya tidak dapat hilang dengan proses
pengolahan limbah WWTPs. Polutan tersebut akan terus berada dalam air dan dapat
berakibat buruk pada manusia. BF mampu mereduksi mikropolutan organik yang
sering dijumpai dalam air permukaan . Dalam proses mengalirnya air melalui
lapisan tanah (subsurface) ke sumur
produksi terjadi beberapa proses atenuasi, meliputi filtrasi, biodegradasi, dan
sorpsi sehingga menghilangkan kontaminan-kontaminan dalam air sungai.
Kontaminan yang dapat dieliminasi oleh BF diantaranya adalah padatan
tersuspensi (suspended solid),
natural organic matter (NOM), biodegradable organic matter, Synthetic
organic chemicals (SOCs), bahan tersuspensi, bakteri, virus, dan parasit,
partikel, serta dissolved organic carbon (DOC) pestisida, Organohalogen (AOX),
PhACs, endocrine disrupting compounds
(EDCs), nitrogen, (amonia dan nitrat). Metode eliminasi kontaminan pada BF
adalah melalui proses pencampuran, biodegradasi, dan sorpsi BF merupakan
penghambat yang baik bagi transport
Cryptosporadium dan Giarda yang
bersumber dari air permukaan ke dalam sumur produksi [27]. BF dikatakan sebagai
pilihan teknologi yang sangat tepat, efektif, dan murah untuk mengolah air dari
sungai yang sangat tercemar seperti sungai Kali di India. BF dapat menjadi
penahan/penyeimbang bila terjadi puncak polusi pada air permukaan akibat
terjadinya kecelakaan, misalnya tumpahnya atau kebocoran bahan kimia dari industri.
Bahan pencemar tidak langsung masuk ke dalam air konsumsi melainkan melewati
berbagai proses ketika melewati lapisan tanah. Meskipun demikian, teknologi BF
saja tidak mampu mereduksi semua mikropolutan organik yang terkandung dalam air
permukaan, oleh karena itu, sangat penting melakukan post-treatment process . Ditinjau dari segi ekonomi dan
keefektifannya, BF sangat cocok untuk metode pengolahan air di negara-negara
berkembang.
·
Tinjauan Aplikasi BF di Negara-Negara
Asia
Negara-negara Eropa dan
Amerika telah sukses mengaplikasikan teknologi BF. Hal tersebut didukung oleh
kondisi alam yang sangat potensial misalnya sumber air (sungai, danau) yang
sangat berkualitas dan lokasi (site)
dengan kondisi hidogeologis yang baik. Selain itu, perkembangan teknologi yang
sejalan antara teori dengan praktek, sinkronisasi yang baik antara ilmu
pengetahuan yang ada di kampus dengan aplikasi lapangan juga menjadi faktor
penting dalam suksesnya penerapan teknologi ini. Di negara-negara berkembang,
pada umumnya sungai banyak yang terkontaminasi oleh limbah dari berbagai sumber
seperti dari pertanian, dan limbah industri dan domestik. Selain dukungan
kondisi alam yang kurang/belum baik untuk pembangunan teknologi BF juga
kurangnya informasi hidrogeologis alam setempat. Namun demikian, beberapa
negara berkembang telah memulai menginvestigasi kemungkinan penggunaan
teknologi BF untuk proses pengolahan air. Di India, sejak tahun 2005 ilmuwan
Jerman melakukan investigasi lapangan untuk membangun tempat untuk pembuatan
sumur BF. Akibat pembuangan limbah ke sungai serta penggunaan air untuk irigasi
telah menyebabkan keterbatasan air untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat
India. Pembangunan RBF yang dilakukan di lokasi dekat sungai Gangga sangat
potensial memenuhi kebutuhan air konsumsi penduduk sekitar. Sebagian masyarakat
India saat ini khususnya yang memiliki kualitas air permukaan yang tidak
stabil, telah menggunakan air dari proses RBF untuk memenuhi kebutuhan harian
mereka. Bahkan, air dari proses RBF digunakan langsung tanpa pengolahan lanjut
oleh masyarakat di beberapa kota di India. Di Korea selatan, RBF telah dimulai
sejak tahun 1990-an didasarkan pada meningkatkan kebutuhan air masyarakat.
Beberapa kota dekat sungai Nakdong dewasa ini mengkonsumsi air dari hasil produksi
melalui RBF. Di kota Changwon, ekstraksi air tanah melalui BF telah dilakukan
sejak tahun 2006 dengan kapasitas produksi 60.000
/ hari untuk suplai air
minum. Di Mesir, kualitas air permukaan bervariasi tergantung pada laju alir
air, pola pemakaian, kepadatan penduduk, perluasan industri, ketersediaan
sistem sanitasi, dan kondisi sosial ekonomi. Seperti problem negara-negara
berkembang pada umumnya, sungai menjadi tempat pembuangan limbah baik yang
sudah diolah maupun tanpa pengolahan terlebih dahulu. Limbah dari industri,
domestik, pestisida, dan residu pupuk dan navigasi merupakan faktor penting yang
mempengaruhi kualitas air. Tidak adanya pengawasan mengenai adanya mikropolutan
organik dalam sumber air minum juga menjadi hal umum di Mesir, dan negara
berkembang lainnya. Dari hasil pengamatan Shamrukh dan Abdel-Wahab (2009),
kualitas air minum di Mesir meningkat drastis dengan adanya aplikasi teknologi
RBF di sekitar sungai Nil.
SIMPULAN
Sumber
daya air tawar sangat penting bagi manusia karena manusia sangat membutuhkan
air. itulah mengapa diperlukan sistem pengolahan air yang baik salah
satunya teknologi Bank Filtration (BF) yang sangat
efektif dan ekonomis dibandingkan dengan metode konvensional, karena dapat
meringkas proses pengolahan air dan mengurangi penggunaan bahan kimia dalam
pengolahan air. Teknologi ini telah sukses digunakan di banyak Negara di dunia.
Hampir semua senyawa organik dapat dieliminasi dari penerapan metode BF. Metode
BF menggabungkan air permukaan dengan cara serapan melalui lapisan tanah ke
sumur pengumpul sehingga bercampur dengan air tanah. Proses ini dapat
menghindari ekstraksi air tanah secara berlebihan, serta menghindari penggunaan
air sungai secara langsung karena air sungai disinyalir mengandung kontaminan
yang tidak baik bagi kesehatan. Metode BF dapat diterapkan di mana saja, namun
memerlukan data lengkap tentang kondisi hidrogeologi dan kondisi air sungai
setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Barbara
and Scheiner and Koppen. 2000. Property
gender and integrated water management in South Afrika. Workshop on
Integrated Water Management in Water Stressed Rivers Basin in Developing
Countries, Pretoria South Afrika.
http://feradesliaahyar.wordpress.com/2012/10/04/makalah-pengaruh-air-bagi-kehidupan-manusia/,
07 Maret 2014
Mac
Donald D. H and Young M. 2000. Institusional
arrangement in The Murry-Darling Rivers Basin Australia. Workshop on
Integrated Water Management in Water Stressed Rivers Basin in Developing
Countries. Pretoria South Afrika.
Santoso,
S.B. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.
Pusdiklat Pegawai Badan Pengembangan SDM Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.
Snyube2013.pnl.ac.id/download/makalah/R043.pdf, 08 Maret 2014
Wang J & Huang J. 2000. Water Institusional And Management System at Nasional and Rivers Basin
Level in China. Workshop on Integrated Water Management in Water Stressed
Rivers Basin in Developing Countries. Pretoria South Afrika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar